Sate Kere Jogja: Kuliner Legendaris yang Tak Lagi “Kere”

Yogyakarta – Berkunjung ke Yogyakarta tidak lengkap tanpa mencicipi kuliner khasnya. Selain gudeg, bakpia, dan wedang ronde, ada satu hidangan yang unik dan menggugah selera, yaitu sate kere. Meski namanya mengandung kata “kere” yang berarti miskin dalam bahasa Jawa, cita rasa dan kepopulerannya justru mengangkatnya sebagai salah satu kuliner wajib coba di Jogja.

Apa Itu Sate Kere?

Sate kere adalah sate khas Yogyakarta yang berbahan dasar gajih sapi atau lemak sapi yang dipotong kecil-kecil, ditusuk, lalu dibakar dengan bumbu khas. Berbeda dengan sate pada umumnya yang menggunakan daging ayam atau kambing, sate kere justru memanfaatkan bagian lemak sapi yang memberikan sensasi kenyal dan gurih saat disantap.

Meski sate kere juga dikenal di daerah lain seperti Solo, ada perbedaan mendasar dalam bahan dasarnya. Sate kere khas Solo menggunakan tempe gembus (ampas tahu), sedangkan sate kere Jogja berbahan gajih dan daging sapi yang dimasak dengan rempah-rempah khas.

Salah satu lokasi legendaris untuk menikmati sate kere di Jogja adalah Pasar Beringharjo, tempat di mana hidangan ini telah dijual sejak puluhan tahun lalu.

Sejarah Sate Kere Jogja

Sejarah sate kere berkaitan erat dengan kondisi ekonomi masyarakat di masa lalu. Dulu, hanya orang kaya yang bisa menikmati sate daging sapi atau kambing. Masyarakat kelas bawah yang tidak mampu membeli daging akhirnya membuat alternatif dengan menggunakan gajih sapi yang lebih murah, sehingga lahirlah istilah “sate kere”.

Seiring waktu, sate kere semakin dikenal dan justru menjadi makanan yang dicari oleh berbagai kalangan, termasuk wisatawan. Salah satu pedagang sate kere yang terkenal adalah Mbah Suwarni, yang telah berjualan sejak tahun 1984 di Pasar Beringharjo.

Lapak Mbah Suwarni terletak di dekat pintu masuk selatan Pasar Beringharjo. Ia menggunakan resep turun-temurun dari keluarganya, menciptakan sate kere dengan rasa autentik yang membuat pelanggan kembali lagi.

Bahkan, sate kere Mbah Suwarni telah menjadi langganan berbagai tokoh kalangan. Selain dijual di pasar, sate ini juga sering dipesan untuk acara-acara besar di Yogyakarta.

Keunikan dan Cita Rasa Sate Kere Jogja

Sate kere Jogja memiliki beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dari sate lainnya:

Bahan Baku Khas. Dibuat dari gajih sapi yang memberikan tekstur kenyal dan rasa gurih.

Beberapa varian juga mencampurkan daging sapi untuk sensasi lebih kaya.

Bumbu Spesial. Gajih sapi direndam dalam bumbu sebelum dibakar, sehingga rasanya lebih meresap.

Bumbu terdiri dari bawang putih, merica, ketumbar, gula jawa, dan garam yang memberikan cita rasa khas.

Dalam satu tusuk sate biasanya terdapat 4-5 potongan daging.

Sate disajikan dengan sambal cair khas bernama kuah rujak, yang memiliki kombinasi rasa pedas dan manis.

Sate kere sering dinikmati dengan kupat sayur, sehingga memberikan pengalaman kuliner yang berbeda.

Selain itu, aroma khas yang muncul saat sate dibakar menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan. Wangi asap dari lemak sapi yang terbakar membuat siapa pun sulit menahan godaan untuk mencobanya.

Harga dan Porsi Sate Kere

Meskipun namanya “kere”, harga sate ini justru lebih mahal dibandingkan sate ayam biasa. Berikut daftar harga sate kere di Pasar Beringharjo:

Sate Kere (gajih sapi): Rp10.000 per 3 tusuk

Sate Daging Sapi: Rp5.000 per tusuk

Dalam sehari, Mbah Suwarni bisa menghabiskan hingga 15 kg gajih dan daging sapi, menandakan tingginya permintaan akan sate ini.

Tempat Makan Sate Kere di Jogja

Jika ingin menikmati sate kere khas Jogja, berikut beberapa tempat rekomendasi:

Sate Kere Mbah Suwarni – Pasar Beringharjo (Pintu Masuk Selatan)

Sate Kere Kotagede – Pasar Legi Kotagede

Sate Kere Kupat Sayur Mbah Mardi – Jalan Godean No. 5

Sate Kere Gajih Sapi – Jalan Jambon No. 8-60, Kricak

Sate Kere Kupat Sayur Pak Bambang – Jalan Ngapak-Kentheng No. 4

Sate Kere Lek Jimmy – Jalan Kaliurang Km 10

Setiap tempat memiliki cita rasa dan keunikan tersendiri, namun semuanya tetap mempertahankan kelezatan khas sate kere Jogja.

Sate kere bukan lagi makanan kelas bawah, melainkan warisan kuliner yang semakin populer dan dicari oleh banyak orang. Dengan rasa gurih, tekstur kenyal, serta bumbu khas yang meresap, sate ini menjadi salah satu makanan wajib saat berkunjung ke Jogja.

Bagi pecinta kuliner, sate kere di Pasar Beringharjo dan berbagai tempat lainnya di Jogja adalah pengalaman rasa yang tidak boleh dilewatkan. Jadi, kapan Anda akan mencicipi sate kere yang tak lagi dikonsumsi kalangan “kere” ini? (Ep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *