Yogyakarta – Setelah lebih dari tujuh dekade berdiri, tahun 2027 mendatang akan menjadi momen bersejarah bagi DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk pertama kalinya sejak berdirinya Republik Indonesia, DPRD DIY dipastikan akan menempati gedung baru yang lebih representatif dan modern.
Langkah ini ditandai dengan seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan gedung baru yang digelar pada Jumat (25/4/2025) di Lapangan Kenari, Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh jajaran Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, DPRD DIY, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Pembangunan gedung baru ini dinilai menjadi simbol penguatan lembaga legislatif sekaligus upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di wilayah DIY.
Dalam sambutannya, Ketua DPRD DIY, Nuryadi, S.Pd., mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas dimulainya proyek besar ini. Ia menekankan bahwa gedung ini tidak hanya berfungsi sebagai bangunan administratif, tetapi juga memiliki makna yang lebih mendalam.
“Gedung ini adalah simbol demokrasi daerah, tempat bertemunya ide, dialog, dan aspirasi yang mewakili beragam kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Pembangunan gedung ini dirancang dengan pendekatan holistik, menggabungkan aspek fisik, filosofis keistimewaan Yogyakarta, dan arsitektur adaptif yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Tata ruangnya didesain untuk mendorong prinsip transparansi dan partisipasi publik.
Di akhir sambutannya, Nuryadi mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif mengawal proses pembangunan, dengan menekankan pentingnya kerja sama dan komitmen terhadap mutu.
“Gedung ini, InsyaAllah, tidak hanya akan menjadi monumen pembangunan, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi mendatang—ruang yang merekam sejarah, menyimpan dinamika demokrasi, dan menyuarakan harapan rakyat,” tutup Nuryadi.
Sekretaris DPRD DIY, Yudi Ismono, S.Sos., M.Acc., dalam laporannya menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru DPRD DIY telah melalui proses panjang yang penuh kehati-hatian.
Perencanaan telah dimulai sejak tahun 2020 melalui kajian kawasan oleh Dinas PUP-ESDM DIY. Namun, akibat pandemi Covid-19, proses ini sempat tertunda. Pada 2022, penyusunan Detailed Engineering Design (DED) dilakukan, diikuti dengan penyusunan dokumen AMDAL dan Andal Lalin pada 2023.
Langkah penting lainnya adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Daerah dan DPRD DIY pada 3 November 2023, yang menyepakati pembangunan dilakukan secara tahun jamak.
Melalui proses pemilihan yang diawasi ketat oleh KPK lewat program Monitoring Center for Prevention (MCP), akhirnya PT Waskita Karya (Persero) Tbk – Waskita-Citra KSO ditetapkan sebagai pelaksana konstruksi.
“Penandatanganan kontrak dilakukan pada 12 Maret 2025, disusul dengan serah terima lokasi proyek dan penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pada 18 Maret 2025. Pada hari yang sama, diterbitkan pula Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk lokasi proyek yang beralamat di Jl. Kenari, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta,” jelas Yudi.
Proyek ini dianggarkan sebesar Rp293,8 miliar, sebagai bentuk investasi dalam mendukung kinerja legislatif DIY dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Harapan Gubernur DIY
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X turut memberikan arahan dan harapannya. Ia menekankan pentingnya gedung baru ini untuk menjadi ruang demokrasi yang inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
“Gedung baru ini diharapkan menjadi ‘rumah demokrasi kerakyatan’ yang tak hanya berpagar dinding, tetapi juga berjendela luas terhadap aspirasi publik, baik secara langsung maupun digital,” ujarnya.
Sri Sultan menggarisbawahi pentingnya keterbukaan dalam menerima aspirasi masyarakat, termasuk melalui kanal digital, mengingat saat ini suara rakyat tidak hanya disuarakan secara fisik, tetapi juga berlalu lintas di ruang maya.
“Suara rakyat kini tak hanya mengalir dari mimbar atau pojok jalan. Ia berseliweran di ruang maya,” katanya, menegaskan perlunya DPRD DIY memanfaatkan platform data engagement dan media analytics untuk mendengarkan dan merespons aspirasi publik dengan lebih cepat dan akurat.
Menutup sambutannya, Sri Sultan menyampaikan pesan mendalam:
“Gedung ini nantinya menjadi ‘Prabayasa Demokrasi’—ruang mulia yang menjaga aspirasi rakyat, menyalakan lentera kebijakan, dan menyuarakan nilai keadaban.” Ia pun mengajak semua pihak untuk mengawal pembangunan ini dengan semangat good governance dan ketulusan pengabdian. (Yud)