Cegah  Kecurangan Seleksi, UGM Perketat Validasi Ujian Mandiri

Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) memperketat validasi identitas peserta dan sistem pengawasan dalam Ujian Mandiri UGM Computer Based Test (UM UGM CBT) 2025 guna mencegah praktik kecurangan dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru. Langkah ini menjadi bagian penting untuk menjaga kredibilitas dan integritas sistem seleksi.

Dengan total peserta mencapai 34.627 orang dari berbagai penjuru Indonesia, pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara akurat, adil, dan transparan, menjadi pijakan utama dalam menjaring calon mahasiswa berkualitas.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menyampaikan bahwa sistem validasi ganda telah diterapkan secara menyeluruh di seluruh lokasi ujian, baik di Yogyakarta maupun Jakarta. Petugas telah mendapatkan pelatihan khusus guna mengenali potensi kecurangan serta melakukan verifikasi berlapis.

“Kami memastikan bahwa peserta yang hadir adalah benar-benar calon mahasiswa yang terdaftar. Mereka wajib membawa kartu ujian asli, kartu identitas diri seperti KTP atau paspor, serta dokumen pendukung seperti ijazah atau surat keterangan lulus yang memuat foto dan identitas,” ujar Wening saat memantau pelaksanaan ujian pada Sabtu (5/7).

Tak hanya itu, pemeriksaan ketat dilakukan dengan penggunaan metal detector dan pengecekan fisik langsung. Seluruh peserta juga tidak diperkenankan membawa alat tulis dari luar, karena seluruh alat tulis disediakan panitia di lokasi. Pengawasan dilakukan secara tertutup dan diawasi oleh tim pengawas profesional yang bekerja berdasarkan panduan standar operasional.

Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., menambahkan bahwa sistem verifikasi dan koordinasi teknis dilaksanakan secara terpusat dan digital, memungkinkan panitia di lapangan merespons situasi dengan cepat dan seragam.

“Kami sudah broadcast informasi teknis kepada seluruh petugas ujian. Tidak ada ruang untuk bypass atau kelonggaran prosedur. Jika ada peserta yang tidak memenuhi syarat administrasi, maka secara otomatis akan ditolak mengikuti ujian,” tegas Gandes.

Gandes mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan, sempat ditemukan satu kasus peserta yang mencoba masuk ruang ujian tanpa dokumen lengkap. Peserta tersebut langsung ditolak mengikuti ujian sebagai bentuk konsistensi terhadap standar seleksi yang ditetapkan.

“Prosedur pemeriksaan ada di setiap lokasi dan berjalan ketat. Semua tahapan sudah divalidasi sebelumnya oleh Direktorat Pendidikan dan Pengajaran,” lanjutnya.

Ujian Mandiri CBT 2025 dilaksanakan dalam beberapa sesi: 1–5 Juli di Yogyakarta dan 7–12 Juli di Jakarta. Setiap sesi melibatkan ratusan petugas, mulai dari tim validasi identitas, pengawas ruang, hingga tim darurat.

Materi tes terdiri dari Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU), Tes Potensi, dan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sesuai pilihan program studi peserta. Pengumuman hasil seleksi akan disampaikan pada 19 Juli 2025.

Pelaksanaan UM UGM CBT ini menjadi representasi prinsip pendidikan tinggi yang adil, berkualitas, dan berintegritas, sejalan dengan nilai-nilai dasar UGM dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan bermartabat.

“Melalui pendekatan kolaboratif lintas unit dan penerapan prosedur ketat, UGM terus menegaskan perannya sebagai institusi yang menjunjung tinggi nilai tanggung jawab, keadilan, dan keberlanjutan dalam setiap tahap penerimaan mahasiswa baru,” tutup Wening. (Yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *