Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukir prestasi membanggakan. Sebanyak 14 dosen dari berbagai fakultas berhasil masuk dalam daftar World’s Top 2 Percent Scientist 2025 yang dirilis oleh Stanford University.
Penghargaan ini diberikan kepada para peneliti dengan kontribusi signifikan di bidangnya, berdasarkan publikasi, sitasi, serta dampak riset terhadap perkembangan ilmu pengetahuan global.
Dosen-dosen UGM yang masuk dalam daftar tersebut antara lain:
- Prof. Dr. Abdul Rohman, S.F., M.Si., Apt. (Fakultas Farmasi)
- Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc. (Fakultas Geografi)
- Dr.Eng. Ganjar Alfian, S.T., M.Eng. (Sekolah Vokasi)
- apt. Eka Noviana, Ph.D. (Fakultas Farmasi)
- Prof. Kusmono, S.T., M.T., Ph.D. (Fakultas Teknik)
- Prof. Dr. Ahmad Maryudi, S.Hut., M.For. (Fakultas Kehutanan)
- Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. (FMIPA)
- Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. (Fakultas Kedokteran Gigi)
- Prof. Dr.Eng. Edi Suharyadi, S.Si., M.Eng. (FMIPA)
- Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D. (FK-KMK)
- Prof. Drs. Jumina, Ph.D. (FMIPA)
- Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. (FMIPA)
- dr. Rina Triasih, M.Med (Paed)., Sp.A(K)., Ph.D. (FK-KMK)
- Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D., Eng. (FMIPA)
Perjalanan Riset dan Kontribusi
Prof. drg. Ika Dewi Ana menjelaskan bahwa pengakuan internasional ini tidak lepas dari riset pengembangan matriks ekstraseluler sintetis dan ajuvan biomedis untuk mendukung tissue engineering serta terapi regeneratif.
“Kami baru saja dipilih Kemendikti Saintek untuk menjadi PUIPT (Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi) untuk bidang tersebut. Juga ditetapkan oleh BRIN sebagai Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Nasional bidang tersebut sejak tahun 2022. Keduanya merupakan program sangat kompetitif di tingkat nasional,” katanya, Sabtu (27/9).
Ia menambahkan, “Selanjutnya saya punya tugas untuk terus mengembangkan riset dan mendidik anak-anak muda agar kontributif lewat bidang ini.”
Riset Pengendalian Penyakit
Prof. dr. Adi Utarini dari FK-KMK UGM dikenal lewat penelitiannya mengenai pengendalian penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan dengue. Selama satu dekade terakhir, ia fokus pada riset introduksi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia.
“Temuan ini memberi harapan besar bagi Indonesia maupun negara-negara endemis dengue lainnya dalam menekan penularan penyakit tersebut,” ujarnya.
Terkait pencapaiannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi tim. “Saya tidak akan pernah dapat memperolehnya tanpa kerja tim yang luar biasa. Harapan saya adalah bahwa pengakuan tersebut dapat memberikan dampak nyata bagi kesehatan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Inovasi Katalis dan Energi Terbarukan
Prof. Dra. Wega Trisunaryanti juga masuk daftar bergengsi ini berkat penelitiannya di bidang katalis heterogen berbasis logam transisi. Penelitiannya menghasilkan nanokatalis untuk konversi biomassa menjadi biofuel serta bahan dasar farmasi dan kosmetik.
“Perasaan senang dan bangga atas capaian yang bergengsi ini sebagai peneliti kelas dunia yang diakui di dunia Internasional. Bangga karena menjadi bagian dari UGM yang ikut mengharumkan nama UGM di dunia internasional di bidang riset dan pengembangannya,” ujarnya.
Nanomaterial dan Sensor Kimia
Prof. Dr.Eng. Edi Suharyadi menekuni riset nanomaterial magnetik dan spintronika dengan puluhan publikasi di jurnal Q1 dalam empat tahun terakhir.
“Menjadi sangat penting untuk tetap menjaga produktivitas, dengan komitmen untuk terus melakukan riset-riset yang berkualitas dan punya impact secara global,” pesannya.
Sementara itu, Prof. Drs. Roto berfokus pada riset material dan sensor kimia dengan lebih dari 110 publikasi ilmiah terindeks Scopus.
“Semoga ini menginspirasi generasi muda khususnya mahasiswa UGM untuk belajar ilmu kimia analitik,” harapnya. (Yud)