Kulon Progo Siapkan Pisang sebagai Komoditas Unggulan Baru, LAZISMU Tanam 1.000 Bibit

Kulon Progo – Upaya memberdayakan masyarakat berbasis potensi lokal kembali digerakkan oleh LAZISMU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melalui program nasional Kampung Berkemajuan, LAZISMU memulai langkah nyata dengan menanam 1.000 bibit pohon pisang di tanah wakaf Muhammadiyah di Padukuhan Grubug, Jatisarono, Nanggulan, pada Minggu (16/11).

Penanaman pisang ini bukan sekadar aktivitas penghijauan. Pisang dipilih karena menjadi komoditas unggulan kawasan Grubug, yang selama ini tumbuh subur dan memiliki potensi ekonomi besar untuk masyarakat. Dengan memanfaatkan tanah wakaf, program ini diarahkan untuk menciptakan sentra pisang terpadu, mulai dari penanaman, pembibitan, pengolahan hingga pemasaran produk turunan.

Pisang sebagai Motor Kemandirian Lokal

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi LAZISMU DIY dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM DIY serta BPRS HIK.MCI. Acara turut dihadiri Bupati Kulon Progo Agung Setyawan, pengurus Muhammadiyah dari tingkat wilayah hingga cabang, serta warga Dusun Grubug yang antusias mengikuti gerakan ini.

Ketua LAZISMU DIY, Jefree Fahana, menegaskan bahwa pisang dipilih sebagai komoditas sentral karena sudah menjadi kekuatan alamiah masyarakat Grubug.

“Program ini kami rancang untuk memberdayakan masyarakat dari potensi yang mereka miliki sendiri. Di Grubug, potensi pisang sangat besar. Sebagian tanah wakaf kita gunakan untuk penanaman, dan sebagian lagi untuk membangun ruang pembibitan,” ujarnya.

Melalui sentra pisang ini, LAZISMU menargetkan Grubug menjadi wilayah percontohan pertanian pisang yang mandiri, berkelanjutan, dan mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi warga.

Fokus Pengembangan: Diversifikasi Produk dan Pemasaran Pisang

Kampung Berkemajuan telah berjalan sejak Januari 2025, dan DIY menjadi salah satu daerah yang paling siap mengimplementasikannya. Program ini tidak berhenti pada penanaman bibit pisang saja.

Menurut Jefree, pengembangan akan terus berlanjut hingga 2026, mencakup:

  • Pelatihan pengolahan produk olahan pisang (kripik, tepung pisang, sale, frozen food)
  • Pembangunan jaringan pemasaran
  • Penguatan UMKM warga
  • Pembentukan jejaring distributor
  • Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai motor ekonomi lokal berbasis pisang

“Selain penanaman, ada pelatihan, pengolahan produk, dan penguatan jaringan pemasaran. Kami ingin Kampung Berkemajuan ini benar-benar berdaya dan berkelanjutan,” kata Jefree.

Dengan strategi ini, pisang tak hanya menjadi tanaman konsumsi, tetapi komoditas bernilai tambah yang dapat menggerakkan roda ekonomi keluarga.

Mengamalkan Risalah Islam Berkemajuan

Wakil Ketua PWM DIY Cahyono mengapresiasi program ini sebagai langkah konkret dalam mengamalkan nilai-nilai Islam Berkemajuan sebagaimana amanat Muktamar Muhammadiyah ke-48.

“Kampung Berkemajuan adalah program strategis. Apa yang dilakukan LAZISMU dan MPM di Nanggulan ini bisa menjadi percontohan,” ujarnya.

Keterlibatan tanah wakaf dalam pemberdayaan ekonomi ini juga menjadi bukti bahwa wakaf dapat dimanfaatkan secara produktif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Dukungan Pemerintah Daerah: Petani Adalah Pejuang

Bupati Kulon Progo Agung Setyawan menegaskan bahwa pertanian merupakan sektor fundamental bagi kemandirian masyarakat. Ia menyambut baik pemanfaatan tanah wakaf untuk penguatan sentra pisang.

“Petani adalah pejuang. Kesadaran bertani harus terus ditumbuhkan. Tanah wakaf Muhammadiyah yang luas ini bisa kita optimalkan sebelum digunakan untuk pembangunan lain,” jelasnya.

Pemerintah Kulon Progo juga membuka ruang kolaborasi dengan Muhammadiyah untuk mengembangkan sentra pertanian, khususnya komoditas pisang.

“Jika warga Muhammadiyah membutuhkan dukungan pengembangan pertanian, pemerintah siap berkolaborasi. Kulon Progo harus semakin maju, mandiri, dan bermartabat,” tegasnya. (Yud)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *