Surakarta – Ketegangan dualisme kepemimpinan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sejenak mereda dalam suasana religius. Dua tokoh yang sama-sama mengklaim sebagai penerus tahta bergelar Paku Buwono XIV, yakni PB XIV Mangkubumi dan PB XIV Purbaya, bertemu tanpa direncanakan seusai salat Jumat di Masjid Agung Solo, Jumat (5/12).
Pertemuan ini berlangsung setelah jemaah menunaikan salat Jumat dan salat gaib untuk korban banjir di Sumatera. Dari pengamatan, PB XIV Purbaya berada di saf depan tepat di belakang imam, sementara PB XIV Mangkubumi mengambil posisi di saf pertama sisi selatan masjid.
Usai rangkaian ibadah selesai, PB XIV Purbaya segera menghampiri kakaknya. Keduanya tampak saling menyapa hangat, berjabat tangan, hingga berpelukan di area depan Ka’bah mini yang berada di kompleks masjid. Momen itu menjadi kontras dengan dinamika internal Keraton yang sejak lama diwarnai ketegangan soal legitimasi raja.
Keduanya terlihat berbincang ringan sebelum PB XIV Purbaya berpamitan meninggalkan masjid terlebih dahulu. Gestur ramah kembali terlihat saat mereka berjabat tangan dan berpelukan sebelum berpisah.
Kepada awak media, PB XIV Purbaya menegaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan silaturahmi biasa.
“Ketemu biasa saja. Kakak saya. Saya juga biasa saja,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa intensitas bertemu memang jarang karena dirinya lebih banyak berdomisili di Yogyakarta untuk urusan kuliah.
“Dia di Solo, saya di Jogja, jadi jarang ketemu. Ya biasa, saling sapa,” tambahnya.
Tak lama berselang, PB XIV Mangkubumi juga keluar dari masjid. Ia membenarkan bahwa momen tersebut hanya silaturahmi tanpa agenda khusus.
“Silaturahmi saja seperti biasa, sae sae (baik-baik),” ujarnya singkat.
Konflik Suksesi Tak Kunjung Usai
Pertemuan hangat kedua tokoh ini menjadi sorotan karena terjadi di tengah berlarutnya konflik suksesi Keraton Kasunanan Solo setelah wafatnya SISKS Paku Buwono XIII.
Sengketa bermula ketika KGPH Purbaya, putra bungsu PB XIII, mengukuhkan diri sebagai PB XIV sesaat sebelum pemakaman sang ayah. Sebelumnya, pada 2022, Purbaya memang telah ditetapkan sebagai putra mahkota dengan gelar KGPAA Hamangkunagara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram VI.
Namun, sepekan kemudian, KGPH Mangkubumi, salah satu putra PB XIII yang lain, juga dinobatkan sebagai PB XIV oleh sejumlah adik almarhum raja. Sejak itu, Keraton Solo terbelah dalam dua kubu dan dualisme kepemimpinan tak kunjung menemukan titik temu.
Isyarat Damai?
Meski hanya berlangsung singkat, pertemuan di Masjid Agung Solo memberi harapan kecil akan kemungkinan dialog di tengah konflik yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun hingga kini belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak mengenai potensi mediasi atau penyelesaian sengketa tahta. (Yud)
