Harga Daging Ayam Tembus Rp42 Ribu per Kg, Telur dan Daging Sapi Ikut Menguat Jelang Nataru

Yogyakarta – Menjelang libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), harga sejumlah komoditas protein hewani di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kenaikan. Daging ayam ras menjadi komoditas dengan lonjakan harga paling menonjol, disusul telur ayam ras dan daging sapi yang turut menunjukkan tren penguatan.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di sejumlah kabupaten, termasuk Sleman dan Gunungkidul, mengonfirmasi adanya kenaikan harga tersebut. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Sleman menilai fluktuasi harga masih dalam batas wajar dan relatif terkendali.

Daging Ayam dan Telur Alami Kenaikan

Di Kabupaten Gunungkidul, harga daging ayam ras segar dilaporkan mengalami lonjakan signifikan. Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar pada pertengahan Desember 2025, harga daging ayam dijual hingga Rp42.000 per kilogram.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Sleman. Data pemantauan Pemkab Sleman per 12 Desember 2025 mencatat harga daging ayam berada di kisaran Rp40.000 per kilogram. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan hari besar keagamaan dan akhir tahun.

Selain daging ayam, harga telur ayam ras juga menunjukkan pergerakan naik. Di Sleman, harga telur tercatat stabil di kisaran Rp29.000 per kilogram, sementara data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) wilayah Yogyakarta mencatat rata-rata harga telur mencapai Rp31.000 per kilogram. Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan tingginya serapan pasokan serta meningkatnya kebutuhan rumah tangga.

Harga Daging Sapi Relatif Stabil di Level Tinggi

Untuk komoditas daging sapi, pergerakan harga cenderung lebih stabil meski masih berada di level yang cukup tinggi. Pantauan TPID Sleman mencatat harga daging sapi kualitas terbaik berada di kisaran Rp145.000 per kilogram.

Sementara itu, di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, harga daging sapi bagian paha depan dan belakang terpantau stabil di angka Rp135.000 per kilogram.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Sleman, Makwan, menyampaikan bahwa kenaikan harga yang terjadi masih tergolong ringan dan belum memberatkan masyarakat.

“Ada kenaikan, tetapi sangat sedikit dan tidak memberatkan masyarakat. Pedagang pun memahami bahwa jika harga terlalu tinggi, pembeli akan keberatan,” ujar Makwan dalam keterangan resminya, Jumat (12/12/2025).

Langkah Pengendalian Harga Jelang Libur Panjang

Pemerintah daerah DIY melalui TPID terus melakukan langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Selain pemantauan rutin, opsi operasi pasar serta penguatan distribusi pasokan disiapkan apabila terjadi lonjakan harga yang dinilai memberatkan masyarakat.

Kepala Bidang Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, Ris Hetyani, menyebutkan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan skema antisipasi apabila kenaikan harga terus berlanjut. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah penyerapan pasokan oleh program berskala besar yang berpotensi memberi tekanan harga, tidak hanya selama Nataru tetapi juga pascalibur panjang.

Dalam aspek keamanan pangan, TPID Sleman bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta juga melakukan pengawasan di Pasar Godean. Hasil sampling menunjukkan sebagian besar bahan pangan dalam kondisi aman, meski petugas tetap memberikan edukasi serta peringatan kepada pedagang yang kedapatan menjual bahan pangan berisiko. (Yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *