Bagaimana Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat? Ini Kuncinya

Yogyakarta – Banyak orang mencari kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun seringkali, mereka lupa bahwa pangkal kebahagiaan sejati justru bermula dari satu titik: mengenal Allah.

Dalam pandangan Islam, kebahagiaan dunia dan akhirat tak bisa lepas dari kedekatan dengan Sang Pencipta. “Allah adalah Tuhan yang wajib disembah, dan untuk itu manusia diperintahkan untuk taat dalam beribadah kepada-Nya,” demikian disampaikan dalam kajian yang mengupas makna hakiki kebahagiaan oleh Ustadz Okeu Setiawan.

Allah telah memberikan petunjuk, bahwa setiap manusia harus meminta pertolongan kepada-Nya dengan cara sabar dan sholat. Dalam proses kehidupan, ujian pasti akan datang sebagai sarana untuk menguji keimanan dan keteguhan hati.

Sayangnya, manusia seringkali ingin menyelesaikan segalanya dengan kekuatan sendiri. Padahal, niat dalam berbuat menentukan arah hidup: apakah demi Allah dan orientasi akhirat, atau sekadar mengejar hasil dan orientasi dunia.

Ketaatan menjadi kunci. Namun, tak sedikit yang kesulitan untuk taat karena terjebak pada nafsu dan ego. Mereka lebih fokus pada peristiwa dan orang-orang di sekitar, alih-alih melihat kehendak Allah di balik segala kejadian.

Jika seseorang mampu menundukkan hawa nafsunya dan menaati perintah Allah, maka jalan keluar akan terbuka. “Semakin taat kepada Allah, semakin Allah memudahkan segala urusan kita,” ungkap ustadz Okeu dalam kajian tersebut.

Manusia sejatinya adalah khalifah atau pemimpin bagi dirinya sendiri. Ada dua pilihan dalam menjalani hidup: dipimpin oleh hawa nafsu yang mengarahkan pada kemaksiatan, atau justru memimpin hawa nafsu agar senantiasa taat kepada Allah.

Bahkan, pasangan hidup pun merupakan sarana menuju surga—dengan syarat, seseorang mampu bersabar dalam menjalaninya.

Dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 42, dijelaskan bahwa setelah Allah menciptakan manusia, maka Allah pula yang akan mengurus seluruh kehidupannya. Setiap detik, Allah hadir dalam hidup manusia. Untuk itu, rasa syukur harus selalu ditumbuhkan, dan ujian pun harus diterima dengan lapang dada, bukan keluhan.

“Nikmat terbesar adalah nikmat hidup dalam ketaatan kepada Allah,” lanjutnya.

Allah juga memberikan tanda keberadaan-Nya sebagaimana termaktub dalam QS Al-Baqarah ayat 115. Pertolongan Allah hadir dalam berbagai bentuk, terutama ketika seseorang berserah diri dan ikhlas menerima keputusan-Nya.

Ikhtiar yang benar adalah ikhtiar yang bersandar kepada Allah. Ketika manusia taat dan menerima semua keputusan Allah dengan ikhlas dan sabar, maka pertolongan Allah akan datang. Inilah jalan menuju kebahagiaan yang hakiki. (AS)


Selengkapnya tonton video ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *