Blokir iPhone 16 Series di Indonesia Resmi Dibuka, Apple Investasi Rp 16,3 Triliun

Jakarta – Setelah negosiasi panjang selama berbulan-bulan, iPhone 16 Series akhirnya resmi mendapatkan izin edar di Indonesia. Keempat model—iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max—telah lolos sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Selain itu, iPhone 16e, model terbaru yang baru dirilis, juga telah mengantongi sertifikasi yang sama.

Sertifikasi TKDN iPhone 16 Series Resmi Terbit

Kelima model iPhone ini sudah terdaftar di laman TKDN Kemenperin dengan nomor model:

iPhone 16 – A3287

iPhone 16 Plus – A3290

iPhone 16 Pro – A3293

iPhone 16 Pro Max – A3296

iPhone 16e – A3409

Sertifikasi ini menjadi titik akhir dari negosiasi selama lima bulan antara Apple dan Pemerintah Indonesia.

Kesepakatan Apple dan Pemerintah Indonesia: Investasi Rp 16,3 Triliun

Apple akhirnya mencapai kesepakatan dengan pemerintah melalui proposal investasi senilai 1 miliar dolar AS (sekitar Rp 16,3 triliun). Proposal ini mencakup berbagai komitmen baru, termasuk:

Investasi hard cash senilai 160 juta dolar AS (sekitar Rp 2,62 triliun) untuk periode 2025-2028. Dana ini disetorkan langsung sebagai pemenuhan kewajiban TKDN sesuai Permenperin No. 29 Tahun 2017.

Memorandum of Understanding (MoU) 2023-2029, yang mencakup pendirian berbagai fasilitas baru, seperti:

  1. Apple Software Innovation and Technology Institute
  2. Apple Professional Developer Academy
  3. Ekspansi manufaktur Apple di Indonesia

Dalam aturan TKDN, terdapat tiga skema investasi yang dapat dipilih oleh vendor elektronik untuk memenuhi persyaratan TKDN dengan bobot minimal 35 persen:

Skema 1: Membangun pabrik manufaktur di Indonesia.

Skema 2: Mengembangkan perangkat lunak (software).

Skema 3: Investasi inovasi, termasuk pengembangan SDM dan R&D.

Mayoritas vendor smartphone di Indonesia—seperti Samsung, Oppo, Vivo, dan Xiaomi—memilih Skema 1 dengan membangun pabrik di Tanah Air. Namun, Apple tetap konsisten memilih Skema 3 sejak dulu.

Apple Bangun Pabrik Aksesori di Batam dan Bandung

Meski tidak membangun pabrik ponsel, Apple tetap menghadirkan investasi manufaktur di Indonesia melalui mitra globalnya. Salah satu langkahnya adalah membangun pabrik aksesori di:

Batam – Investasi 150 juta dolar AS (sekitar Rp 2,46 triliun) melalui ICT Luxshare untuk memproduksi AirTag. Pabrik ini akan menggunakan komponen baterai dari produsen dalam negeri dan diharapkan memenuhi 65 persen kebutuhan AirTag global.

Bandung – Apple berinvestasi di Long Harmony untuk memproduksi kain mesh yang digunakan pada AirPods Max.

Pusat Riset Apple Pertama di Asia

Sebagai bagian dari kesepakatan, Apple juga berkomitmen membangun Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) pertama di Asia dan kedua di luar AS setelah Brasil. R&D Center ini akan berfokus pada pengembangan software dan chip design, serta melibatkan 15 perguruan tinggi Indonesia, termasuk ITB, UI, UGM, dan ITS yang tergabung dalam Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC).

Roadmap Manufaktur Apple hingga 2029

Apple dan Kemenperin juga akan menyusun Roadmap Manufaktur Apple hingga 2029, yang akan menjadi dasar perluasan rantai pasokan Apple di Indonesia. Setelah proposal ini disetujui, langkah selanjutnya adalah penerbitan sertifikat TKDN melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *