Charity Osya Irawan, Siswi SMAN 1 Boyolali Diterima di 10 Universitas Luar Negeri

Boyolali – Seorang siswi berprestasi bernama Charity Osya Irawan berhasil diterima di 10 perguruan tinggi luar negeri.

Charity Osya Irawan, atau yang akrab disapa Caca, diterima di 10 universitas ternama di berbagai negara dengan jurusan yang mayoritas berkaitan dengan ekonomi dan bisnis.

“Saya coba apply dan Puji Tuhan keterima di 10 universitas. Untuk yang universitas yang saya inginkan sudah keterima itu di Kanada,” ungkap Caca.

Berikut daftar universitas yang menerimanya:

  1. University of Nottingham Ningbo, China – Bachelor of Finance, Accounting, and Management
  2. Chinese University of Hong Kong, Shenzhen, China – Bachelor of Finance
  3. University of Sydney, Australia – Bachelor of Economic and Advanced Studies
  4. Monash University, Australia – Bachelor of Business dan Bachelor of Banking and Finance
  5. University of New South Wales, Australia – Bachelor of Computer Engineering
  6. KU Leuven, Belgium – Bachelor of Business Administration
  7. Long Island University, United States – Bachelor of Finance
  8. University of Toronto St. George, Canada – Bachelor of Commerce
  9. University of Toronto Mississauga, Canada – Bachelor of Commerce
  10. University of Toronto Scarborough, Canada – Bachelor of Management

Keberhasilan Caca tidak diraih dalam semalam. Sejak kecil, ia sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri. Perjalanan akademiknya dimulai dari keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi, termasuk Olimpiade Sains Nasional (OSN) dalam bidang Ekonomi. Partisipasi dalam lomba-lomba inilah yang semakin membuka wawasannya tentang peluang studi di luar negeri.

Caca kemudian mencoba peruntungannya dengan mendaftar Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Dari ribuan pendaftar, ia berhasil menjadi salah satu dari 400 orang yang lolos seleksi BIM Persiapan. Selama program persiapan, ia mendapatkan berbagai fasilitas seperti bimbingan pendaftaran kuliah, pelatihan tes IELTS dan SAT, serta akomodasi pendaftaran universitas luar negeri secara gratis. Bahkan, jika ada biaya tambahan, Caca bisa mengajukan reimburse dari BIM.

“Nah, anak BIM dapat priviledge khusus yaitu semua biaya persiapan hingga pendaftaran universitas di-cover BIM. Saya keterima di 10 universitas itu gratis,” kata

Meraih mimpi tentu tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Caca adalah membagi waktu antara pelajaran sekolah dan bimbingan dari BIM. Setiap hari, ia menghabiskan 4-6 jam untuk belajar di rumah, mengikuti berbagai program seperti summer camp, magang, dan proyek sosial.

Selain itu, Caca juga harus mengambil keputusan besar. Ia sebenarnya memenuhi syarat untuk mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), namun ia memilih untuk tidak mendaftar agar memberikan kesempatan kepada teman-temannya yang lain.

Kepala SMAN 1 Boyolali, Bambang Prihantoro, mengungkapkan rasa bangga atas prestasi yang diraih Caca. Ia berharap prestasi ini menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk mengejar mimpi kuliah di luar negeri.

“Ini yang pertama untuk siswa diterima kuliah di luar negeri dengan jumlah universitas yang banyak,” ujar Bambang. Menurutnya, jika lebih banyak siswa SMAN 1 Boyolali bisa kuliah di luar negeri, hal ini akan berdampak positif bagi peningkatan kualitas SDM Indonesia.

Saat ini, Caca masih dalam proses pengajuan BIM Bergelar, beasiswa penuh yang mencakup biaya kuliah hingga uang saku. Pengumuman hasil seleksi dijadwalkan pada 21 April 2025. Jika diterima, ia bisa berkuliah dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Namun, jika tidak lolos, ia telah menyiapkan rencana cadangan dengan beasiswa parsial dari salah satu universitas yang menerimanya. (NR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *