Yogyakarta – Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta kembali menghadirkan inovasi di bidang pangan fungsional melalui produk bernama Cornghurt, minuman pengganti susu hewani yang berbahan dasar jagung manis. Inovasi ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Program Studi Bioteknologi Unisa Yogyakarta, sebagai alternatif sehat bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang mengalami alergi terhadap susu hewani.
Jawaban Bagi Alergi Susu Hewani
Cornghurt hadir sebagai solusi untuk kebutuhan masyarakat akan pangan fungsional yang tidak hanya lezat tetapi juga menyehatkan pencernaan. Berbeda dengan yogurt pada umumnya, Cornghurt menggunakan jagung manis sebagai bahan dasar, sehingga lebih ramah bagi individu yang tidak toleran terhadap produk susu.
Pengembangan produk ini dipimpin oleh dosen dan peneliti Bioteknologi Unisa, Nosa Septiana Anindita, bersama Annisa Khumaira. Mereka melihat peluang besar untuk menghadirkan minuman berbasis probiotik yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan usia, dengan rasa alami manis dari jagung.
”Produk tersebut bukan sekadar yogurt biasa, tapi juga jadi solusi buat mereka yang alergi susu hewani,” ungkap dosen dan peneliti Bioteknologi Unisa, Nosa Septiana Anindita.
Proses Pembuatan Cornghurt
Proses produksi Cornghurt pada dasarnya mengikuti metode fermentasi seperti pembuatan yogurt tradisional, namun bahan baku utamanya adalah jagung manis yang difermentasi dengan kultur bakteri probiotik pilihan.
Keunggulan lainnya terletak pada isolat bakteri probiotik yang digunakan, yaitu hasil karya tim peneliti Unisa sendiri. Bakteri Lactiplantibacillus plantarum strain AS4 dikembangkan sejak 2018 melalui pendanaan dari Kemenristekdikti, diisolasi dari Air Susu Ibu (ASI). Strain ini menjadi kunci keberhasilan fermentasi Cornghurt, menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan.
Produk ini diketahui memiliki kandungan asam laktat, protein, serta aktivitas antibakteri yang tinggi. Kombinasi kandungan tersebut sangat bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus dan mendukung kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
Hasil uji laboratorium yang dilakukan Annisa Khumaira menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri dari Lactiplantibacillus plantarum strain AS4 dalam Cornghurt cukup signifikan. Bakteri ini efektif memberikan perlindungan terhadap bakteri patogen seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Fortifikasi bakteri probiotik dalam fermentasi jagung manis terbukti dapat meningkatkan aktivitas antibakteri Cornghurt, menjadikannya produk yang tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan.
Rasa khas Cornghurt yang tidak terlalu asam dan cenderung manis alami, dipadukan dengan tekstur yang lembut, membuatnya cocok dikonsumsi oleh anak-anak hingga lansia.
”Rasanya khas yang tidak terlalu asam, justru cenderung manis alami karena bahan dasarnya jagung manis. Teksturnya pun lembut, cocok untuk berbagai kelompok usia,” ujar Annisa.
Dengan keunggulan rasa, kandungan gizi, serta manfaat kesehatan yang ditawarkan, Cornghurt diharapkan dapat segera dikembangkan sebagai produk pangan fungsional komersial yang bernilai tambah tinggi. Tim peneliti Unisa Yogyakarta optimistis Cornghurt mampu memperkaya ragam pilihan pangan sehat berbasis bahan lokal di Indonesia. (Ep)