Yogyakarta – Industri sarang burung walet nasional akan memasuki babak baru. Ekspor komoditas bernilai tinggi ini bakal semakin meningkat karena Indonesia mulai memproduksi berbagai bentuk ekstraknya.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Manaor Panggabean, mengungkapkan dalam Lokakarya Nasional “Memperkuat Hilirisasi Ekspor Sarang Burung Walet” di Auditorium Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (26/4/2025). Bahwa saat ini terdapat tiga investor yang siap membangun pabrik pengolahan sarang burung walet di Indonesia. Pabrik-pabrik ini diperkirakan mampu menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Menurut Sahat, ketiga investor tersebut berasal dari luar negeri, namun akan berkolaborasi erat dengan para pelaku usaha lokal. Ia menekankan bahwa hilirisasi industri sarang burung walet merupakan keharusan untuk memastikan manfaat ekonominya lebih besar dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
”Sudah ada tiga investor yang siap membangun pabrik ekstrak sarang burung walet, mereka pihak asing tapi tentu berkolaborasi dengan para pelaku usaha Indonesia,” kata Sahat.
Dalam kesempatan tersebut, Sahat juga mendorong kalangan perguruan tinggi untuk aktif melakukan penelitian tentang sarang burung walet. Ia menyoroti masih minimnya artikel jurnal ilmiah tentang sarang burung walet yang dihasilkan di Indonesia.
”Artikel jurnal ilmiah yang membahas sarang walet di Indonesia sangat sedikit, kebanyakan dari luar bahkan negara tetangga,” ujar Sahat.
Padahal, Indonesia merupakan produsen terbesar sarang burung walet di dunia, dengan kontribusi sekitar 80 persen dari total produksi global. Oleh karena itu, menurut Sahat, riset yang lebih mendalam diperlukan untuk mendukung perkembangan industri ini, termasuk dalam memperkuat daya saing di pasar internasional.
Ia mengajak dunia akademik untuk aktif memberikan masukan berbasis kajian ilmiah guna memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global sarang burung walet.
Komitmen UGM Mendukung Hilirisasi
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Budi Guntoro, dalam kesempatan yang sama menyatakan kesiapan kampus untuk berkontribusi dalam mendukung pengembangan industri sarang burung walet.
”Fasilitas dan sumber daya manusia perguruan tinggi siap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing sarang walet,” ungkap Prof. Budi.
Dengan dukungan berbagai pihak, dari pemerintah, dunia usaha hingga akademisi, hilirisasi sarang burung walet diharapkan menjadi motor penggerak baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat posisi Indonesia sebagai raja sarang burung walet dunia. (Ep)