Yogayakrta – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat pada Rabu pagi, 12 November 2025. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan satu kali luncuran awan panas guguran (APG) yang terpantau jelas dari pos-pos pengamatan.
“Telah terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada tanggal 12 November 2025 pukul 07:35 WIB,” tulis BPPTKG dalam rilis resminya, Rabu (12/11/2025).
Berdasarkan data seismograf, aktivitas tersebut tercatat dengan amplitudo maksimal 9 mm dan durasi 125,2 detik. Awan panas meluncur ke arah barat daya, tepatnya menuju hulu Kali Krasak, dengan jarak luncur mencapai 1.700 meter (1,7 kilometer). Saat kejadian, angin di puncak Merapi bertiup tenang ke arah timur.
Penjelasan BPPTKG
Kepala BPPTKG menjelaskan, kejadian ini masih termasuk dalam pola erupsi efusif Merapi yang ditandai dengan pertumbuhan kubah lava di puncak gunung.
“Aktivitas ini masih konsisten dengan karakter erupsi Merapi saat ini, yaitu pertumbuhan kubah lava yang tidak stabil dan sewaktu-waktu dapat runtuh, membentuk awan panas guguran,” jelas pihak BPPTKG.
Hingga kini, status aktivitas Gunung Merapi masih pada Level III atau “Siaga”. BPPTKG juga menegaskan beberapa rekomendasi keselamatan yang harus dipatuhi masyarakat:
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya (meliputi Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, dan Kali Bebeng) sejauh maksimal 5 km, serta sektor tenggara (meliputi Kali Woro dan Kali Gendol) sejauh maksimal 3 km.
- Masyarakat dilarang beraktivitas di wilayah potensi bahaya.
- Antisipasi gangguan abu vulkanik, terutama jika arah angin menuju permukiman.
- Waspadai potensi lahar dingin saat hujan di sekitar puncak Merapi.
Tanggapan BPBD
Menyikapi kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah lereng Merapi seperti Kabupaten Sleman dan Magelang segera meningkatkan pemantauan di lapangan.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan relawan dan perangkat desa setempat.
“Kami menerima laporan kejadian APG pukul 07:35 WIB. Luncuran terpantau ke arah Kali Krasak dan tidak menimbulkan dampak langsung ke permukiman warga karena masih berada di dalam radius bahaya yang direkomendasikan,” ujarnya.
Meski jarak luncuran masih dalam batas aman, BPBD tetap meminta masyarakat untuk waspada.
“Masyarakat di lereng Merapi kami minta tetap tenang. Jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab. Selalu ikuti arahan resmi dari BPPTKG dan pemerintah daerah,” tegasnya.
BPBD juga mengingatkan adanya potensi sebaran abu vulkanik ke wilayah timur Merapi karena arah angin bertiup ke timur. Warga diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung apabila terjadi hujan abu.
Kesimpulan
Meskipun aktivitas Gunung Merapi masih berada dalam kategori aman terkendali, otoritas kebencanaan tetap menegaskan agar masyarakat tidak menurunkan kewaspadaan. Aktivitas Merapi yang bersifat fluktuatif menuntut kesiapsiagaan penuh, terutama bagi warga di sekitar lereng gunung dan jalur-jalur sungai yang berpotensi dilalui material vulkanik. (Yud)
