Yogyakarta – Penurunan daya beli masyarakat membuat hotel-hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus berinovasi dalam menjual paket buka bersama (bukber) selama Ramadan. Untuk menarik lebih banyak tamu, hotel-hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY sepakat menurunkan harga paket bukber hingga 10 persen dibanding tahun lalu.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan agar harga paket lebih sesuai dengan kemampuan masyarakat.
“Sebelum puasa sudah sepakat, hotel menyesuaikan kemampuan dari masyarakat. Non bintang sampai bintang lima agak turun (harga paket bukber) dibanding tahun lalu, ya bintang lima tetep paling tinggi,” ujarnya, Selasa (4/3/2025).
Selain menurunkan harga, hotel-hotel di DIY juga mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki untuk menarik lebih banyak reservasi. Beberapa hotel kini menawarkan akses gratis ke kolam renang dan playground dalam paket bukber mereka.
“Beberapa hotel melakukan itu, misalnya biasanya renang berbayar, sekarang gratis karena paket bukber, bisa berenang sekaligus bukber,” jelas Deddy.
Faktor Penurunan Harga Paket Bukber
Selain melemahnya daya beli masyarakat, keputusan menurunkan harga paket bukber juga dipengaruhi oleh kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Tahun ini, tidak ada reservasi bukber dari Aparatur Sipil Negara (ASN), yang sebelumnya menjadi salah satu pelanggan utama hotel.
Di sisi lain, harga bahan pokok seperti cabai merah, daging ayam, dan daging sapi juga mengalami kenaikan. Kondisi ini membuat hotel harus melakukan efisiensi agar tetap bisa menawarkan paket bukber dengan harga yang terjangkau.
“Dilematis juga. Ya ini menjadi tantangan bagi kami. Tarifnya nggak usah mahal-mahal. Ya tentu itu akan memengaruhi menu yang dulu ada, mungkin sekarang nggak ada, supaya bisa dijangkau masyarakat,” tambahnya.
Saat ini, tingkat reservasi bukber di hotel dan restoran di Yogyakarta masih berkisar 10-20 persen. Deddy memperkirakan pemesanan akan meningkat mulai hari ke-8 Ramadan.
Meski kondisi ekonomi belum stabil, PHRI DIY tetap optimis dapat mencapai target reservasi bukber sebesar 70 persen tahun ini. Reservasi tertinggi terjadi pada 2023, mencapai 80 persen. Namun, pada 2024 turun menjadi 60-65 persen. Menurutnya tahun ini, jika bisa mencapai 70 persen sudah bagus, mengingat daya beli masyarakat turun dan tidak ada reservasi dari ASN. (NR)