Jakarta – Maha Menteri Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kangjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan, memenuhi undangan dari Kementerian Kebudayaan pada Sabtu siang (13/12/2025) untuk bersilaturahmi dan berdialog intensif mengenai pelestarian Kraton Surakarta.
Pertemuan tertutup yang dipimpin oleh Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc., tersebut berlangsung di Resto Plataran Gelora Bung Karno, Jakarta. Pertemuan ini menindaklanjuti surat undangan bernomor 1042/L/KB.18.05/2025 tertanggal 6 Desember 2025 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Dr. Restu Gunawan, M.Hum.
Selain Maha Menteri Tedjowulan, hadir pula sejumlah sentana dalem dan tokoh penting kraton, termasuk KGPH Hangabehi, GKR Koes Moertiyah Wandansari, KPA Eddi Wirabumi, dan GKR Ayu Koes Indriyah, serta sejumlah pejabat teras dari Kementerian Kebudayaan. Sementara dari pihak KGPH Purbaya dan GKR Paku Buwono XIII tidak hadir.
Arahan Presiden: Maha Menteri Tedjowulan Ditunjuk sebagai Plt Raja/Sunan Ad Interim
Juru Bicara Maha Menteri, Kangjeng Pakoenegoro, mengungkapkan bahwa dialog pelestarian kraton menyentuh aspek konservasi, tata kelola, dan revitalisasi. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan menyampaikan arahan penting dari Presiden Republik Indonesia.
“Tadi, kami menyimak informasi dari Pak Menteri bahwa arahan Presiden Republik Indonesia adalah agar Maha Menteri menjadi pelaksana tugas ad interim Raja/Sunan di Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sampai batas waktu yang ditentukan kemudian, merujuk pada belum adanya Raja/Sunan yang definitif bertakhta,” terang Pakoenegoro.
Pakoenegoro juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut pemerintah menyayangkan ketidakhadiran KGPH Purbaya dan GKR Paku Buwono XIII.
“Pak Menteri tadi menyatakan akan kembali mengundang para pihak, termasuk pihak Gusti Puruboyo (Purbaya),” ujarnya, mengindikasikan upaya rekonsiliasi dan dialog akan terus dilakukan pemerintah.
Peresmian Proyek Konservasi Museum dan Revitalisasi Panggung Songgobuwono
Pakoenegoro juga memaparkan progres proyek pemerintah di Kraton Surakarta melalui Kementerian Kebudayaan, yakni Konservasi Tata Pamer Museum Kraton dan Revitalisasi Panggung Songgobuwono.
“Pada Selasa 16 Desember 2025 akan diadakan peresmian kedua proyek tersebut oleh Menteri Kebudayaan,” jelas Pakoenegoro. Ia menambahkan bahwa sejumlah pejabat negara dan tokoh penting telah diundang oleh Tim Lima yang dipimpin Maha Menteri dan telah mengkonfirmasi kehadiran.
Di tengah proses dialog di Jakarta, Pakoenegoro menyayangkan adanya dinamika yang kurang kondusif yang terjadi di lingkungan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
“Kami mendapat kabar terjadi perebutan paksa disertai penguncian museum dan gerbang masuk di Kamandungan. Kami tidak bisa sebutkan siapa yang layak diduga terlibat. Yang jelas, kami sedang berdialog di Jakarta ketika gesekan itu terjadi di Solo,” serunya.
Maha Menteri Tedjowulan, melalui juru bicaranya, menyampaikan pesan agar semua pihak menahan diri dan melakukan tindakan sesuai koridor hukum serta arahan pemerintah demi kerukunan Keluarga Besar Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan kebaikan bersama.
“Masa berkabung 40 hari memang telah berlalu, tapi itu bukan berarti kita sudah boleh tidak menahan diri. Kita masih terus berusaha berdialog untuk menyelamatkan dan memajukan masa depan kraton. Tahapnya masih ada 100 hari, setahun, dua tahun, tiga tahun, sampai bahkan kalau perlu 1.000 hari dari suruddalem Paku Buwono XIII,” pungkas Pakoenegoro. (Yud)
