Yogyakarta – Tingginya angka kecelakaan di perlintasan kereta api atau yang dikenal dengan “temperan” mendorong KAI Daop 6 Yogyakarta memperketat sosialisasi keselamatan demi melindungi pengguna jalan dan penumpang.
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga September 2025 tercatat 13 kejadian temperan di wilayah Daop 6. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, angka tersebut tetap dinilai memprihatinkan dan seharusnya bisa dicegah.
“Meskipun tidak ada korban jiwa, angka ini sangat memprihatinkan dan seharusnya bisa dicegah,” tegas Feni saat sosialisasi di JPL 351 Lempuyangan, Yogyakarta, Jumat (19/9/2025).
Kegiatan sosialisasi dilakukan secara serentak di tujuh titik perlintasan, termasuk JPL 351 Lempuyangan-Maguwo, jalur Yogyakarta-Lempuyangan, dan Patukan-Yogyakarta. Petugas membagikan brosur, membentangkan spanduk imbauan, serta memberikan edukasi langsung kepada pengendara. Sebagai bentuk dukungan, Daop 6 juga memberikan bingkisan kepada petugas penjaga perlintasan.
Saat ini, di wilayah Daop 6 terdapat 292 perlintasan sebidang. Dari jumlah tersebut, 137 dijaga oleh KAI, pemerintah daerah, dan masyarakat, sementara 143 tidak dijaga, bahkan 12 di antaranya merupakan perlintasan liar.
Feni menambahkan, sepanjang Januari–Agustus 2025 pihaknya telah melaksanakan 347 kegiatan sosialisasi, mulai dari sekolah, desa, hingga lokasi rawan kecelakaan. Menurutnya, masih ada pengguna jalan yang kerap mengabaikan rambu dan menerobos palang pintu demi terburu-buru.
“Pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. Kami tidak akan segan menindak tegas bagi yang tidak disiplin.” pesannya. (Yud)