Yogyakarta – Jembatan Kabanaran resmi menjadi jembatan terpanjang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan bentang mencapai 2,3 kilometer, menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo sebagai infrastruktur kunci di selatan DIY. Jembatan yang dahulu dikenal sebagai Jembatan Pandansimo ini kini menjadi segmen vital penyempurna Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS)/Pansela Jawa, membuka akses baru bagi percepatan ekonomi kawasan pesisir.
Pembangunan jembatan yang membentang di atas Sungai Progo ini lahir dari kebutuhan mendesak akan konektivitas yang lebih efisien. Selama bertahun-tahun, warga dua kabupaten hanya bergantung pada Jembatan Srandakan di utara sehingga harus memutar 30–45 menit. Dengan hadirnya Jembatan Kabanaran, waktu tempuh turun drastis menjadi 15–20 menit, memberikan solusi nyata atas hambatan mobilitas yang selama ini terjadi.
Dengan nilai investasi sekitar Rp863,72 miliar, proyek ini juga menjadi jawaban atas padatnya lalu lintas di jalur utara DIY. Arus logistik, wisata, dan pergerakan masyarakat kini mengalir lebih merata, sehingga tidak lagi terpusat pada satu akses. Efeknya, distribusi barang lebih cepat dan kawasan pesisir selatan semakin terbuka.
Tak hanya kuat secara fungsi, desain jembatan ini pun memadukan arsitektur modern dengan kekayaan budaya Jawa. Ornamen gunungan, Joglo, dan motif batik dihadirkan sebagai identitas visual khas Yogyakarta. Letaknya yang berada di antara panorama Sungai Progo dan garis pantai menjadikan jembatan ini destinasi swafoto baru yang menambah daya tarik wisata di selatan.
Dampak ekonominya diprediksi meluas ke sektor pariwisata, perdagangan, dan UMKM. Akses cepat dari Bantul menuju kawasan Pantai Pandansimo, Goa Cemara, hingga area sekitar Yogyakarta International Airport (YIA) membuka peluang pertumbuhan baru. Pemerataan pembangunan antara selatan dan utara DIY pun semakin nyata.
Penamaan “Kabanaran” diberikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai penghormatan atas sejarah perjuangan Pangeran Mangkubumi di kawasan tersebut. Dengan demikian, jembatan ini tidak hanya menjadi penghubung wilayah, tetapi juga simbol nilai perjuangan, sejarah, dan nasionalisme.
Dengan rampungnya Jembatan Kabanaran, DIY kini memiliki ikon baru pembangunan yang memperkuat konektivitas antarwilayah, mendorong efisiensi distribusi, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi pesisir selatan. Pemerintah daerah menyebut kehadiran jembatan ini sebagai tonggak penting menuju pemerataan pembangunan yang lebih maju dan progresif. (Yud)
