Jurusan Kuliah dengan Peluang Kerja Terbaik dan yang Paling Disesali 2025

Yogyakarta – Sebuah studi yang dilakukan oleh UTS Online mengungkapkan jurusan kuliah dengan tingkat pengangguran paling rendah, menunjukkan bidang yang lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Studi ini juga menyoroti jurusan yang paling banyak disesali oleh lulusannya.

Menurut hasil penelitian, jurusan teknik industri, jasa konstruksi, dan teknisi medis memiliki tingkat pengangguran terendah. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan tenaga kerja di sektor-sektor tersebut.

“Jurusan dengan tingkat pengangguran terendah, seperti teknik industri, jasa konstruksi, dan teknisi medis, biasanya memiliki jalur karier yang jelas dan permintaan tinggi akan keterampilan khusus. Bidang ini berkontribusi langsung pada infrastruktur dan layanan kesehatan, yang terus berkembang dan berinovasi,” ujar konsultan SDM, Bryan Driscoll, kepada Newsweek (8/3/2025).

Jurusan dengan Tingkat Pengangguran Terendah

Berdasarkan studi ini, berikut adalah 10 jurusan yang lebih mudah mendapatkan pekerjaan:

Teknik Industri – Tingkat pengangguran: 0,2%

Jasa Konstruksi – Tingkat pengangguran: 0,4%

Teknisi Medis – Tingkat pengangguran: 0,4%

Ilmu Sosial Umum

Keperawatan

Pendidikan Umum (Ilmu Keguruan)

Pendidikan Dasar (Ilmu Keguruan)

Pendidikan Menengah (Ilmu Keguruan)

Teknik Mesin

Ilmu Hewan dan Tanaman

Menurut Driscoll, tren ini mencerminkan bahwa bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) masih lebih diutamakan di pasar kerja dibanding jurusan lainnya.

Jurusan yang Paling Disesali oleh Lulusan

Di sisi lain, beberapa lulusan justru merasa menyesal dengan jurusan yang mereka pilih. Secara umum, bidang seni menjadi yang paling banyak disesali, seperti:

Sejarah Seni

Seni Rupa

Bahasa Inggris

Bahasa Asing

Ilmu Sosial Tertentu

“Jurusan seperti bahasa Inggris, bahasa asing, dan ilmu sosial tertentu sering dianggap ‘tidak praktis’ atau menawarkan peluang kerja yang terbatas,” ujar Driscoll.

Namun, ia menegaskan bahwa tingkat pengangguran rendah tidak selalu berbanding lurus dengan kepuasan kerja.

Menurut instruktur literasi keuangan di Universitas Tennessee, Alex Beene, meskipun lapangan kerja di beberapa bidang cukup banyak, hal ini tidak menjamin kepuasan kerja.

“Bahkan di pekerjaan dengan bayaran tinggi, banyak karyawan yang merasa terbebani, kelelahan, dan akhirnya meninggalkan pekerjaannya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa pekerjaan dengan tuntutan tinggi, seperti harus bekerja lebih dari delapan jam sehari, dapat menyebabkan stres dan kelelahan.

Meskipun demikian, jurusan yang sering dianggap kurang diminati tetap memiliki nilai tersendiri.

“Bidang seperti bahasa Inggris dan filsafat berperan penting dalam mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, dan pemahaman mendalam tentang kondisi manusia. Sayangnya, keterampilan ini sering kurang dihargai di pasar kerja yang berorientasi pada keuntungan,” tutup Driscoll. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *