Kisah Kenangan Para Mantan Cah Bulaksumur Berawal Dari Grup WhatsApp

Yogyakarta – Kisah kenangan para mantan penghuni Perumahan Bulaksumur Universitas Gadjah Mada (UGM) kini diabadikan dalam sebuah buku berjudul “Celoteh Cah Bulaksumur, Pelangi Kenangan Semasa Remaja mantan warga Perumahan Bulaksumur”. Buku ini resmi diluncurkan sekaligus dibedah pada Sabtu, 13 September 2025 di Museum UGM.

Buku kenangan ini lahir dari inisiatif para mantan warga Bulaksumur yang masih aktif berkomunikasi melalui grup WhatsApp. Dari percakapan ringan di dunia maya, tercetus ide untuk merangkai celotehan menjadi karya tulis bersama.

“Awalnya kami hanya saling berceloteh di grup WA, lalu muncul keinginan untuk mengumpulkan celotehan itu dan menjadikannya buku,” kata Zulfikar (Fikky Arma), salah satu penulis, saat acara peluncuran.

Buku ini memuat tulisan dari 41 orang yang pernah menghabiskan masa kecil dan remajanya di Bulaksumur. Salah satunya adalah sastrawan ternama Seno Gumira Ajidarma, yang juga tumbuh di kawasan tersebut.

Beragam kisah dituturkan, mulai dari suasana kehidupan yang penuh persaudaraan, kisah cinta tetangga yang berujung pernikahan, pemberdayaan sosial, hingga gejolak politik yang ikut terasa di halaman rumah. Bahkan, cerita mistis dan renungan sunyi pun turut hadir mewarnai halaman buku.

“Warga hidup layaknya keluarga besar—saling jaga, saling dukung, dan penuh hangatnya persaudaraan,” demikian salah satu kutipan dalam buku tersebut.

Seno Gumira menegaskan bahwa buku ini tidak hanya berisi nostalgia, melainkan juga sumber nilai-nilai kehidupan. “Kenangan bukan sekadar kenangan, ketika tertuliskan dan menjadi sumber pengetahuan—seperti buku kenangan Celoteh Cah Bulaksumur ini,” tulisnya.

Bulaksumur, yang dikenal sebagai kawasan kampus UGM, dalam buku ini digambarkan sebagai ruang tumbuh yang membentuk karakter anak-anaknya. Dari bermain layangan, sepak bola, hingga menjelajahi sungai, mereka belajar tentang keberanian, kreativitas, dan persahabatan sejati.

Buku Celoteh Cah Bulaksumur menjadi bukti bahwa Bulaksumur bukan hanya sekadar alamat, melainkan ruang belajar kehidupan yang kini diabadikan dalam bait-bait kenangan. (Yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *