Yogyakarta – Perlintasan kereta api yang membentang di sepanjang Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menghadirkan panorama alam menawan yang seolah tak henti memanjakan mata para penumpang. Pemandangan yang bisa dinikmati dari balik jendela kereta ini menjadi daya tarik tersendiri, menegaskan peran Kulon Progo bukan sekadar jalur lintasan, melainkan destinasi visual dan pengalaman perjalanan.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menyampaikan bahwa bentang alam yang dilalui kereta di wilayah ini sangat memukau.
“Dengan puluhan perjalanan kereta api per hari, baik dari arah timur maupun barat, Kabupaten Kulon Progo tidak hanya menjadi lintasan, tetapi juga etape penting dalam perjalanan kereta api di selatan Jawa. Sebuah pengalaman yang menyatukan kenyamanan transportasi dan keindahan alam dalam satu rangkaian,” kata Feni di Kulon Progo, Kamis (1/5/2025).
Ia menambahkan, lanskap berupa hamparan sawah yang membentang dengan latar aliran Sungai Progo, deretan hijau Perbukitan Menoreh, hingga pemukiman pedesaan yang masih asri menciptakan sensasi perjalanan layaknya menyusuri lukisan alam.
“Naik kereta api memungkinkan penumpang menikmati view bak lukisan alam dengan fasilitas terbaik, bebas dari kemacetan, tidak melelahkan, aman, dan selamat sampai tujuan. Kombinasi ini menjadikan perjalanan tidak hanya efisien, tetapi juga menyenangkan,” lanjut Feni.
Salah satu titik ikonik yang menjadi pavorit penumpang kereta adalah Kelok Mertan View, yang terletak di Dusun Mertan, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo. Lokasi ini menyajikan jalur rel berkelok di tengah lanskap persawahan, menciptakan pemandangan dramatis saat kereta terlihat meliuk seperti ular besi. Ketika cuaca cerah, latar Gunung Merapi dan Merbabu menjadi bonus visual yang mengagumkan.
Keunikan tersebut menjadikan Kelok Mertan View sebagai tempat favorit para railfans, fotografer, hingga wisatawan yang ingin mengabadikan keindahan jalur kereta api dari sudut yang jarang terlihat.
Tak hanya menyuguhkan keindahan dari dalam gerbong, Kulon Progo juga dikenal memiliki potensi wisata alam yang lengkap. Dari Waduk Sermo yang tenang, Kalibiru yang menawarkan gardu pandang menawan, hingga Bukit Nglinggo dan Pule Payung yang menyajikan spot foto kekinian—semuanya mudah diakses, terutama dari Stasiun Wates.
Stasiun Wates sendiri kini telah menjadi simpul penting dalam jaringan kereta api di selatan Jawa. Peningkatan layanan dalam beberapa tahun terakhir memungkinkan stasiun ini melayani lebih banyak kereta antarkota, baik kelas eksekutif, ekonomi New Generation, maupun kelas ekonomi regular.
“Kulon Progo punya daya tarik lengkap: alamnya indah, aksesnya mudah, dan fasilitasnya terus berkembang. Ini adalah salah satu titik penting yang kami harap semakin dilirik sebagai destinasi, bukan sekadar lintasan,” ungkap Feni.
Tak jauh dari pusat kota, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) turut memperkuat integrasi antarmoda. Kereta Bandara dari Stasiun Wates memungkinkan wisatawan dan penumpang berpindah moda transportasi dengan mudah dan cepat.
Melihat tren ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta terus mengupayakan penguatan simpul-simpul pariwisata berbasis kereta api, termasuk dengan mengembangkan stasiun sebagai pusat mobilitas dan penggerak ekonomi daerah.
“Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, pariwisata, dan gaya hidup ramah lingkungan berbasis kereta api,” tutup Feni. (Ep)