Bantul – Deru ombak di pesisir selatan Bantul menjadi saksi semangat puluhan mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang turun langsung menanam mangrove ke kawasan Baros, Tirtohargo, Kretek, Bantul pada Minggu (25/5).
Dalam rangka menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni, mereka menggagas dan melaksanakan kegiatan penanaman mangrove sebagai bentuk nyata perlindungan ekosistem pesisir dari ancaman abrasi dan krisis lingkungan.
Kondisi pesisir selatan Bantul selama beberapa tahun terakhir memang kian memprihatinkan. Abrasi terus menggerus garis pantai, bahkan menyebabkan lahan-lahan yang sebelumnya dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi warga hilang perlahan. Tak hanya kehilangan ruang hidup, masyarakat juga kehilangan potensi mata pencaharian.
Dalam situasi genting seperti itu, gerakan dari para mahasiswa ini hadir membawa harapan. Dengan semangat konservasi dan keberlanjutan, mereka datang dari berbagai kampus tanpa pamrih. Ratusan bibit mangrove ditanam di sepanjang garis pantai Baros—wilayah yang selama ini menjadi benteng alami melawan amukan ombak laut selatan.
Aksi ini bukan sekadar simbolis. Lebih dari itu, gerakan ini menjadi seruan nyata kepada masyarakat luas dan para pengambil kebijakan untuk semakin peduli terhadap kelestarian ekosistem pesisir, yang selama ini kerap terabaikan dalam pembangunan wilayah.
Perwakilan dari komunitas lokal, Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B), Setiyo, menyampaikan bahwa meskipun kawasan Baros memiliki potensi besar sebagai kawasan edukasi lingkungan dan konservasi, realisasi pengembangannya masih terbentur banyak hambatan.
“Belum ada fasilitas representatif untuk berkumpul banyak orang, padahal kawasan ini kerap dikunjungi pelajar hingga akademisi. Sayangnya, pelayanan dan sarana masih jauh dari memadai,” kata Setiyo.
Setiyo menegaskan, jika dukungan infrastruktur dan perhatian dari pemerintah ditingkatkan, kawasan mangrove Baros bisa menjadi pusat edukasi lingkungan yang berdampak luas tidak hanya untuk warga sekitar, tapi juga generasi muda secara nasional.
Dialog Terbuka bersama DPRD DIY
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD DIY, Nuryadi, yang membuka ruang dialog antara mahasiswa dan wakil rakyat. Dalam sambutannya, Nuryadi menyatakan kekaguman dan penghargaan atas inisiatif dan semangat para mahasiswa yang turun langsung menjaga alam.
“Saya mengapresiasi dan salut teman-teman pemuda ini berpikir bagaimana memberikan kontribusi baik pikiran, tenaga untuk bagaimana kedepannya lebih baik,” ujar Nuryadi.
Ia juga menyatakan komitmen untuk mendorong perhatian pemerintah terhadap pengembangan kawasan konservasi mangrove Baros melalui jalur legislasi.
Gerakan ini bukan hanya menanam pohon, tetapi juga menanam harapan. Harapan bahwa masa depan pesisir Bantul bisa tetap lestari, bahwa generasi muda bisa menjadi garda terdepan penyelamatan lingkungan, dan bahwa pemerintah mau membuka mata lebih lebar terhadap potensi besar kawasan konservasi yang selama ini terabaikan. (Yud)