Metode Carangapak Bikin Aksara Jawa Tak Lagi Jadi Momok

Temanggung – Belajar aksara Jawa sering dianggap sulit dan menjadi momok bagi banyak siswa. Namun, melalui inovasi metode pembelajaran baru, kesan tersebut perlahan mulai berubah.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui aplikasinya, PLN Mobile, bekerja sama dengan Yayasan Bina Aksara Mulya (YBAM) Yogyakarta, menggelar Pawiyatan Aksara Jawa di Pondok Pesantren Nur Lintang, Temanggung, pada 26–27 Agustus 2025. Program ini bertujuan memperkuat literasi aksara Jawa di kalangan pendidik sekaligus mengenalkan metode belajar yang lebih inovMetodeatif dan mudah dipahami.

Perwakilan YBAM, Apri Dhian Purwantoro, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen PLN dalam mendukung pendidikan dan kebudayaan bangsa. “PLN Mobile, sebagai salah satu aplikasi layanan pelanggan, tidak hanya berfokus pada kelistrikan, tetapi juga peduli pada pelestarian budaya bangsa,” ujar Apri.

Kegiatan ini diikuti oleh para guru Bahasa Jawa dari berbagai sekolah dan madrasah, baik tingkat dasar maupun menengah, yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.

“Carangapak”: Belajar Aksara Jawa Jadi Menyenangkan

Dalam kegiatan tersebut, digunakan metode “Carangapak”, hasil gagasan Akhmad Fikri AF, Pembina YBAM. Metode ini mengusung pendekatan Logika Nalar Visual (LNV), yaitu cara memahami bentuk aksara Jawa melalui logika visual sehingga mudah diingat dan dihafalkan.

Menurut Fikri, metode ini dirancang agar pembelajaran aksara Jawa lebih komunikatif dan menyenangkan. Ia menambahkan, “Carangapak” sudah terbukti efektif di berbagai sekolah dan komunitas, menjawab tantangan bahwa aksara Jawa sulit dipelajari.

“Selama ini, belajar aksara Jawa dianggap sulit dan menjadi momok bagi siswa maupun guru. ‘Carangapak’ hadir untuk menjawab tantangan tersebut,” kata Fikri.

Fikri memberikan apresiasi tinggi kepada PLN atas dukungan penuh dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ia berharap PLN tidak hanya dikenal sebagai penyedia listrik, tetapi juga menjadi mitra penting dalam pelestarian budaya Jawa.

Sementara itu, K.H. Muhammad Nurul Yaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Nur Lintang sekaligus Ketua PCNU Temanggung, menyambut baik program ini. Ia menegaskan bahwa aksara Jawa merupakan warisan leluhur yang sangat penting. Bahkan, para ulama terdahulu banyak menuliskan ajaran-ajaran luhur mereka dalam serat dan tembang beraksara Jawa.

Gus Nurul berharap para pendidik tidak hanya menguasai aksara Jawa secara teori, tetapi juga memiliki keterampilan pedagogis untuk menumbuhkan minat siswa agar lebih mencintai budaya sendiri.

Kegiatan ini menandai sinergi antara dunia pendidikan, kebudayaan, dan korporasi. Dengan dukungan PLN melalui PLN Mobile dan YBAM, literasi aksara Jawa diharapkan semakin mengakar di masyarakat serta mampu menjaga keberlangsungan budaya Jawa di era modern. (Yud)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *