Yogyakarta – Manajemen PSIM Jogja, diwakili oleh Direktur Utama Liana Tasno dan Manajer Tim Razzi Taruna, bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan pada Selasa (10/6/2025). Pertemuan tersebut menjadi momen penting setelah PSIM memastikan diri promosi ke Liga 1 usai menjuarai Liga 2 musim 2024/2025.
Dalam audiensi itu, manajemen PSIM menyerahkan replika trofi juara Liga 2 kepada Sri Sultan sebagai bentuk apresiasi atas dukungan beliau dan juga simbol kebanggaan masyarakat Yogyakarta terhadap tim Laskar Mataram.
Liana Tasno mengungkapkan kekagumannya atas pengetahuan Sri Sultan dalam dunia sepak bola, yang menurutnya sangat mendalam dan tajam. Ia mengaku banyak mendapat masukan strategis dalam pengelolaan klub.
“Ketika tadi berkomunikasi dan melakukan diskusi dengan Ngarsa Dalem, ternyata beliau jauh lebih ngerti sepak bola dari Cik Liana. Beliau banyak sekali memberi wejangan dari urusan manajemen, bagaimana men-scouting, dan sebagainya,” ungkap Liana, Selasa (10/6/2025).
Menurut Liana, masukan dan dukungan dari Sri Sultan menjadi bekal berharga bagi PSIM untuk menghadapi persaingan yang jauh lebih kompetitif di Liga 1.
Selain itu, Liana juga menyampaikan mimpinya kepada Sri Sultan agar PSIM tidak hanya menjadi klub sepak bola profesional, tetapi juga ikon baru pariwisata olahraga di Yogyakarta. Ia ingin menjadikan PSIM sebagai wajah baru Yogyakarta di level nasional.
Kandang PSIM Masih Jadi PR
Salah satu isu krusial yang dibahas dalam pertemuan itu adalah markas PSIM untuk Liga 1. Stadion Mandala Krida yang selama ini menjadi kandang utama, belum bisa digunakan karena masih terkendala proses renovasi dan sengketa hukum.
Manajemen PSIM pun mempertimbangkan untuk menggunakan Stadion Maguwoharjo, Sleman, sebagai homebase alternatif. Hal ini langsung direspons oleh Sri Sultan dengan bijak dan mendukung penuh langkah tersebut.
“Stadion itu kan tidak hanya berlaku untuk masing-masing kabupaten, yang penting kan disewa. Jadi bisa menggunakan di sana, karena Mandala Krida belum memungkinkan karena masih ada persoalan hukum sehingga tertunda untuk direhab,” ujar Sri Sultan.
Sri Sultan menegaskan bahwa stadion tidak bersifat eksklusif milik kabupaten atau klub tertentu. Selama tidak terjadi bentrokan jadwal, penggunaan stadion secara bersama-sama seperti antara PSIM dan PSS Sleman tidak menjadi masalah.
Dengan restu dari Ngarsa Dalem, manajemen PSIM kini semakin optimistis menatap Liga 1. Trofi juara yang sudah diserahkan bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari lembaran baru perjuangan Laskar Mataram di kasta tertinggi sepak bola nasional. (An)