Semarang – Museum Kereta Api Ambarawa yang dikelola PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) kini menjadi ikon wisata heritage di Jawa Tengah. Direktur Operasi KAI Wisata, Eko Januardi, menegaskan bahwa layanan baru ini bukan hanya hiburan, melainkan sarana edukatif. “Dengan menghadirkan kembali kereta wisata uap dan diesel, kami ingin memberikan pengalaman autentik, edukatif, dan bernilai sejarah bagi masyarakat serta wisatawan mancanegara,” ujar Eko.
Pesona Lokomotif Uap
Kereta wisata uap di Ambarawa menggunakan lokomotif bergigi tipe B25 buatan Maschinenfabrik Esslingen, Jerman, yang diproduksi pada awal abad ke-20. Lokomotif ini beroperasi di jalur rel bergerigi terakhir di Asia Tenggara, yakni rute Ambarawa–Bedono.
Selain itu, lokomotif uap B5112 melayani rute Ambarawa–Tuntang (PP) yang menyajikan panorama sawah, perbukitan, dan Rawa Pening. Suara gemuruh mesin dan kepulan asap putih menghadirkan sensasi otentik yang membawa penumpang kembali ke masa lalu.
Nuansa Diesel Era 70–80-an
Selain kereta uap, Museum Ambarawa juga mengoperasikan kereta wisata diesel di rute Ambarawa–Tuntang sejauh ±6 km. Menggunakan rangkaian kereta tua yang telah direstorasi, layanan ini menghadirkan nuansa nostalgia era 1970–1980-an.
Kereta diesel menawarkan perjalanan lebih cepat dan nyaman, cocok untuk keluarga maupun pelajar. Jalurnya tetap menyuguhkan panorama Rawa Pening dan pedesaan yang asri.
Wisata Edukatif dan Sejarah
Tidak hanya sebagai destinasi wisata, Museum Ambarawa juga menjadi pusat edukasi sejarah perkeretaapian. Paket wisata edukatif tersedia bagi sekolah dan rombongan, dilengkapi pemandu yang menjelaskan sejarah lokomotif, teknologi mesin uap, hingga peran strategis Ambarawa sebagai stasiun militer sejak 1873.
Museum ini berlokasi di bekas Stasiun Willem I yang dibangun pemerintah Hindia Belanda pada 1873, dan kini menjadi salah satu museum perkeretaapian terpopuler di Indonesia.
Layanan dan Reservasi
Kereta wisata uap dan diesel beroperasi setiap Rabu hingga Minggu serta hari libur nasional. Tiket bisa dibeli langsung di loket Museum Ambarawa, melalui reservasi WhatsApp, maupun platform resmi KAI Wisata.
Harga tiket disesuaikan dengan jenis layanan dan jumlah rombongan. KAI Wisata juga menyediakan paket private charter dengan jadwal fleksibel bagi grup khusus.
Eko menambahkan, layanan ini bagian dari strategi KAI Wisata dalam mengembangkan pariwisata berbasis heritage dan edukasi. “Harapan kami, masyarakat tidak hanya berwisata, tetapi juga turut melestarikan sejarah dan budaya transportasi Indonesia,” ujarnya. (Yud)
