Yogyakarta – Event tahunan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XX akan kembali digelar di Kampung Ketandan, Kota Yogyakarta, pada 6-12 Februari 2025.
Ketua Panitia PBTY XX, Antonius Simon, menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya melibatkan ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Total terdapat 138 UMKM yang akan turut serta dalam acara ini.
Tahun sebelumnya, pada 2024, PBTY sempat diselenggarakan di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan, Yogyakarta. Namun, tahun ini, PBTY kembali diadakan di Kampung Ketandan.
PBTY Kembali ke Kampung Ketandan
Simon menjelaskan bahwa secara tradisi, PBTY telah diselenggarakan di Kampung Ketandan selama puluhan tahun. Untuk mendukung kelancaran acara, panitia telah meminta izin kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk menggunakan Kampung Ketandan serta bekas kampus UPN sebagai bagian dari area penyelenggaraan.
Menurut Simon, panitia telah bekerja keras dalam menyeleksi UMKM yang mendaftar. Para pendaftar diwajibkan menyertakan media sosial agar proses kurasi lebih mudah dilakukan. Selain itu, pemilihan jenis dagangan juga diperhatikan agar lebih beragam.
“Kendala kita ada di tempat yang terbatas. Inginnya mengakomodasi semua yang daftar, tapi kami juga memiliki keterbatasan, tapi tetap kami upayakan yang terbaik,” jelasnya.
Suguhan Kuliner dan Akulturasi Seni Budaya
PBTY XX tahun ini akan menyajikan berbagai atraksi menarik, mulai dari ragam kuliner khas hingga pertunjukan akulturasi seni budaya Indonesia. Selain itu, keberadaan Teras Malioboro Baru yang berada di Kampung Ketandan akan menambah kemeriahan acara.
Simon optimistis bahwa gelaran tahun ini akan semakin meriah dan semakin diperhitungkan sebagai event berskala nasional.
“Banyak atraksi menarik. Intinya akan kita usahakan lebih menarik dengan adanya tarian akulturasi budaya dari Sabang sampai Merauke, dari Papua hingga Aceh dan sebagainya. Itu akan sangat menarik, selain sajian kulinernya,” papar Simon.
Dihadiri Sri Sultan dan Menjadi Event Nasional
Pembukaan PBTY XX dijadwalkan akan dihadiri langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Kamis (6/2/2025). Simon berharap event ini dapat memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM.
Apalagi, menurutnya, Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pendidikan, Kota Budaya, dan Kota Pariwisata. Dengan adanya PBTY, ia berharap sektor ekonomi, budaya, dan pendidikan di Yogyakarta semakin berkembang.
“Dari Singapura, dari Hong Kong, juga ada yang datang kesini, dan mereka tertarik. Bisa dikatakan ini adalah event nasional,” tutup Simon. (Ep)