Yogyakarta – Dunia kuliner dan budaya Yogyakarta tengah berduka. Hamzah Sulaiman, sosok di balik kesuksesan restoran House of Raminten, yang akrab disapa Kanjeng, dikabarkan telah berpulang pada usia 75 tahun. Kepergian Kanjeng menyisakan kesedihan mendalam, tak hanya bagi keluarga besar House of Raminten, namun juga masyarakat luas yang mengenal sosoknya sebagai ikon budaya dan pelestari tradisi Jawa.
Kabar duka ini diumumkan melalui unggahan di akun resmi Instagram @houseoframinten pada Rabu (23/4/2025) pagi. Dalam unggahan tersebut, pihak restoran menyampaikan pesan perpisahan yang penuh haru dan cinta.
“Selamat jalan Kanjeng… Terima kasih banyak atas segalanya. Engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga sebagai guru kami, panutan kami, dan seseorang yang telah berjasa bagi kami,” tulis akun tersebut, disertai emoji menangis dan doa.
Unggahan tersebut langsung dibanjiri ribuan komentar dari warganet, pelanggan setia, hingga tokoh-tokoh publik yang menyampaikan ucapan belasungkawa. Banyak yang mengaku kehilangan sosok Kanjeng, yang selama ini dikenal tidak hanya sebagai pemilik restoran, tetapi juga tokoh budaya yang kharismatik, hangat, dan penuh semangat dalam melestarikan nilai-nilai lokal.
House of Raminten, yang mengusung konsep unik perpaduan antara nuansa Jawa tradisional dan gaya kontemporer, telah menjadi destinasi kuliner yang melekat dalam ingatan wisatawan dan warga Yogyakarta. Di balik aroma jamu dan sajian khasnya, ada jejak tangan Kanjeng yang selalu menghadirkan kearifan lokal dalam pengalaman bersantap yang berkesan.
“Semoga di sana bahagia ya, Kanjeng,” tulis pihak House of Raminten mengakhiri unggahan mereka.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi mengenai penyebab wafatnya Kanjeng Hamzah Sulaiman. Namun yang pasti, kepergian beliau meninggalkan duka yang dalam, terutama bagi para pegawai, pelanggan, dan masyarakat budaya yang selama ini menjadikannya panutan.
Bagi banyak orang, Kanjeng bukan hanya pengusaha kuliner. Ia adalah penjaga nilai, pendidik dalam diam, dan pemimpin yang tulus membumi. Spirit-nya akan terus hidup dalam sajian-sajian khas House of Raminten, dalam canda tawa pelanggan, dan dalam nilai budaya yang ia perjuangkan.(Ep)