Peran Krusial Sri Sultan HB IX di Konferensi Colombo Plan 1959 Diangkat Jadi Sejarah Nasional

Yogyakarta – Peran strategis Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam menjamin keamanan dan suksesnya pelaksanaan Konferensi Colombo Plan XI tahun 1959 di Yogyakarta kembali diangkat dalam sarasehan yang digelar Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, Senin (3/11/2025). Kegiatan ini menandai pembukaan Pameran Arsip Konferensi Colombo Plan yang berlangsung hingga 14 November 2025.

Konferensi berskala internasional tersebut dinilai sebagai momen penting dalam sejarah hubungan diplomatik Indonesia, sekaligus menunjukkan kepercayaan dunia terhadap Yogyakarta sebagai tuan rumah.

Sri Sultan HB IX dan Kepercayaan Dunia

Salah satu pembicara, Prof. Dr. dr. Sutaryo Sp.A(K), menyoroti alasan mengapa Yogyakarta dipilih sebagai tuan rumah, bukan Jakarta atau Bandung yang sebelumnya menjadi lokasi Konferensi Asia Afrika 1955.

“Mengapa bukan Jakarta yang menjadi ibukota atau Bandung tempat KAA 1955 tetapi Yogyakarta yang dipilih. Hal itu tak lepas dari kepercayaan pemerintah kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang mampu menjaga keamanan wilayahnya,” tegasnya.

Jejak Nama Colombo di Yogyakarta

Sementara itu, Aloysius Gilang Andretti, alumni FIB UGM yang menulis skripsi tentang Colombo Plan, mengungkapkan bahwa konferensi tersebut turut meninggalkan warisan toponim di Yogyakarta.

“Ada nama jalan Colombo yang diresmikan tepat sehari menjelang pelaksanaan konferensi. Sri Sultan menyampaikan pidato dan delegasi Sri Lanka melakukan pengguntingan pita saat peresmian jalan,” jelasnya.

Arsip Sebagai Sumber Pengetahuan

Dalam sambutannya mewakili Kepala DPAD DIY, Wardoyo, S.Sn., M.M., selaku Kepala Bidang Pengelolaan Arsip Statis, menekankan pentingnya arsip sebagai bagian dari literasi sejarah dan pendidikan publik.

“Arsip bukanlah benda mati di dalam rak, melainkan sumber pengetahuan, media edukasi dan ruang refleksi,” tandasnya.

Usulan Konferensi Tahunan dan Apresiasi Karya

Ketua Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama), Wahjudi Djaja S.S., M.Pd., mengusulkan agar Konferensi Colombo Plan dijadikan agenda tahunan tingkat nasional.

“Tempatnya bisa di Gedung Pantja Darma UGM yang dulu menjadi pusat konferensi dan pesertanya seluruh negara yang hadir pada saat itu. Ini sesuai tema peringatan kali ini yakni Yogyakarta Menyambut Dunia,” sarannya.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah lomba reels oleh Ketua Kasagama. Juara pertama diraih oleh Rahma Wulan Febriyanti dan Muna Sa’adah, disusul Singgih Aji Susilo (Juara 2), dan Farras Al Fayadh (Juara 3). Acara diakhiri dengan peninjauan pameran arsip oleh para peserta. (Yud)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *