Prabowo Salurkan 6.000 Becak Listrik Produksi Pindad, 200 Unit untuk DIY

Yogyakarta – Presiden Prabowo Subianto, menyalurkan bantuan pribadi berupa ribuan unit becak listrik untuk para penarik becak di berbagai wilayah Indonesia. Untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebanyak 200 unit becak listrik mulai dibagikan secara bertahap sebagai bentuk apresiasi dan upaya meringankan beban kerja para pengayuh becak lansia.

Budi Waljiman, Wakil Ketua DPRD DIY dari fraksi Gerindra, perwakilan yang menyerahkan bantuan tersebut, menegaskan bahwa pengadaan becak listrik ini murni menggunakan dana pribadi Prabowo Subianto, bukan anggaran negara.

“Ini bantuan langsung dari pribadi Pak Prabowo. Beliau merasa kasihan melihat para tukang becak yang sudah sepuh (lansia) masih harus mengayuh dan tidur di pinggir jalan untuk mencari nafkah. Inilah wujud kasih sayang beliau,” ujar Budi Waljiman di DPRD D.I. Yogyakarta.

Becak listrik ini bukan sekadar kendaraan biasa, melainkan produk inovasi dalam negeri yang diproduksi oleh PT Pindad di Bandung. Budi mengeklaim bahwa kendaraan roda tiga berbasis listrik ini merupakan yang pertama di dunia.
Nilai Investasi: Satu unit becak listrik dibanderol seharga Rp22 juta.
Keunggulan: Lebih ramah lingkungan, desain modern, serta standar keamanan (safety) yang lebih baik dibandingkan becak konvensional.
Syarat Penerima: Diberikan gratis kepada penarik becak konvensional, dengan prioritas usia di atas 55 tahun. Penerima dilarang keras menjual unit tersebut.

Distribusi dan Operasional di DIY

Dari total 6.000 unit yang disebar secara nasional, DIY mendapatkan alokasi awal sebanyak 200 unit. Distribusinya disesuaikan dengan domisili penarik becak, di mana Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta menjadi wilayah dengan penerima terbanyak.
Terkait pengisian daya (charging), Budi menjelaskan bahwa kantor-kantor DPC dan DPD Gerindra diinstruksikan untuk terbuka sebagai tempat pengisian daya bagi para penarik becak. Selain itu, pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota juga diimbau untuk memfasilitasi kebutuhan listrik ini di kantor-kantor pemerintahan.

Kehadiran becak listrik ini membawa angin segar bagi para pejuang jalanan seperti Supardi. Pria yang telah menarik becak selama 35 tahun ini mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan teknologi ini. Bagi Supardi dan rekan-rekannya, beralih dari tenaga kayuh ke tenaga listrik bukan hanya soal efisiensi waktu, tapi juga tentang menjaga kesehatan di usia senja tanpa harus kehilangan mata pencaharian.

Selain misi kemanusiaan, langkah ini diharapkan mampu merevitalisasi transportasi tradisional di Yogyakarta. Dengan wajah baru becak yang lebih bersih dan modern, diharapkan daya tarik pariwisata Jogja akan semakin meningkat.

“Kami berharap becak listrik ini bisa menggantikan becak kayuh secara perlahan (rekondisi). Penampilannya yang baru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” tutup Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *