Yogyakarta – PSIM Yogyakarta harus mengakui keunggulan Persik Kediri dalam laga uji tanding pramusim Super League 2025/2026 yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu (12/7/2025) sore. Dalam pertandingan tersebut, Laskar Mataram kalah dengan skor 0-2 dari tim berjuluk Macan Putih.
Meski hasil tidak berpihak, pelatih PSIM, Jean-Paul Van Gastel, menegaskan bahwa laga ini menjadi bagian penting dalam proses pembentukan tim menjelang kick-off Super League yang akan digelar Agustus mendatang.
Van Gastel menyebut bahwa laga ini digunakan untuk mengukur kedalaman skuad, menilai performa individu, dan melihat implementasi strategi permainan yang diinginkan oleh tim pelatih.
“Dengan pertandingan ini, saya bisa melihat dan mengukur tim untuk level Super League. Saya bisa melihat bagaimana kemampuan pemain kita,” ujar Van Gastel.
Ia mengungkapkan bahwa 30 menit awal pertandingan berjalan cukup baik. Namun, beberapa kesalahan teknik yang terjadi menjelang akhir babak pertama berdampak fatal dan menjadi titik balik keunggulan lawan.
Memasuki babak kedua, PSIM tampil lebih agresif dan mulai menciptakan sejumlah peluang. Van Gastel menilai para pemainnya menunjukkan progres positif dalam hal organisasi permainan dan intensitas serangan.
Salah satu aspek yang turut menjadi sorotan adalah kondisi fisik pemain. Van Gastel mengakui ada peningkatan dibandingkan uji coba sebelumnya, namun ia menilai fisik timnya masih belum selevel dengan tim lawan.
“Perbedaan dengan pertandingan minggu lalu adalah peningkatan fisik pemain mulai terbentuk,” jelas Van Gastel.
Ia menjelaskan bahwa pertandingan ini menjadi bahan evaluasi penting, khususnya terkait respons para pemain terhadap tekanan lawan dan pemahaman taktik saat bertahan maupun menyerang.
Pertandingan melawan Persik Kediri merupakan laga pramusim kedua bagi PSIM. Sebelumnya, pada Sabtu (5/7/2025), tim ini telah melakoni uji coba melawan Tim Porda Bantul di lokasi yang sama.
Dengan dua laga uji coba sebagai bekal, PSIM Yogyakarta diharapkan bisa memperbaiki aspek yang masih lemah, termasuk koordinasi antar lini, penyelesaian akhir, dan stamina pemain, sebelum memasuki kompetisi resmi. (An)