Respons Injourney Soal Video Eskalator: Kami Pasang Stairlift Portabel, Bukan Bor Candi

Stairlift tidak merusak lantai candi karena hanya bertumpu pada plat besi tanpa pengeboran

Magelang – PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Injourney memasang stairlift menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto di Candi Borobudur, Kamis (29/5/2025). Stairlift ini menjadi solusi mobilitas bagi lansia dan penyandang disabilitas di situs warisan dunia tersebut.

Usai kunjungan kenegaraan selesai, sejumlah awak media diajak melihat langsung stairlift yang dipasang dari pelataran candi menuju sisi kanan bangunan. Stairlift ini membentang dari lantai tiga hingga lantai tujuh, dengan total empat unit yang terpasang.

Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono, menjadi salah satu pihak yang mencoba langsung fasilitas tersebut. Menurutnya, struktur stairlift tidak merusak lantai candi karena hanya bertumpu pada plat besi tanpa pengeboran. Ia menyebut stairlift sangat membantu dirinya yang mengalami gangguan kaki pascaoperasi.

“Tumpuannya hanya di plat besi di bawah ya. Jadi tidak ada pengeboran ke lantai. Sekarang mungkin perhitungan bebannya kok, kalau memang sudah oke sih, mesti bagus sekali,” kata Tanto kepada wartawan di Candi Borobudur, Kamis (29/5/2025).

Tanto yang kerap naik ke Candi Borobudur untuk mendampingi tamu dan umat Buddha, mengaku terbantu karena kini bisa mencapai bagian atas candi tanpa rasa sakit. Dengan adanya stairlift, ia cukup duduk dan berpindah kursi untuk sampai ke atas, tanpa harus membawa tongkat atau menjaga keseimbangan ekstra.

Ia menilai keberadaan stairlift sangat bermanfaat, terutama bagi warga lanjut usia dan penyandang disabilitas.

“Terutama untuk disabilitas. Juga remnya ini saya lihat juga sangat bagus sekali. Memang kalau dilihat, sayang ya kalau dibongkar ya,” katanya.

Namun demikian, menurutnya keputusan mempertahankan fasilitas ini akan bergantung pada kebijakan Kementerian dan Injourney sebagai pengelola destinasi wisata.

Bhante Phrakhruwinaitorn Rungdet turut mengapresiasi fasilitas tersebut. Ia menilai stairlift sangat cocok untuk lansia atau orang-orang dengan riwayat penyakit yang menyulitkan mereka untuk berjalan jauh atau menaiki tangga. Ia berharap fasilitas ini dapat terus digunakan, mengingat banyak tokoh agama yang sudah berusia lanjut dan memiliki keterbatasan fisik.

“Yang berusia banyak itu atau orang-orang yang punya penyakit susah naik, gampang capek, itu cocok sekali. Untuk yang lansia, yang orang yang pernah operasi jantung atau apa gitu,” kata Banthe Rungdet.

Sebelumnya, sempat viral video di media sosial yang menyebut pemasangan eskalator di Candi Borobudur. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Injourney, Maya Watono, menegaskan bahwa yang dipasang bukanlah eskalator, melainkan stairlift portabel yang tidak merusak struktur candi. Maya memastikan bahwa pemasangan tidak menggunakan paku maupun pengeboran, dan dilakukan dengan teknik sipil yang matang serta memperhatikan kelestarian situs. (Ep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *