UGM Gandeng Pemprov Papua, Siap Menampung Talenta Terbaik Papua

Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pemerintah Provinsi Papua meneguhkan komitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Bumi Cenderawasih. Komitmen tersebut diwujudkan melalui peluang pendidikan lanjutan bagi generasi muda dan pegawai Papua di kampus UGM.

Kesepakatan ini dibahas dalam pertemuan antara Rektor UGM dengan Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Agus Fatoni, pada Rabu (23/7), di Rumah Dinas Gubernur Papua, Kota Jayapura.

Rektor UGM menegaskan bahwa kampusnya siap membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi masyarakat Papua dalam rangka memperkuat pembangunan SDM.

“Pemerintah bisa mengirim talenta terbaik Papua untuk belajar di kampus UGM,” kata Rektor.

Ia menambahkan bahwa program afirmasi menjadi pintu masuk utama dalam memberikan akses lebih inklusif bagi anak-anak dari wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

“Ada skema afirmasi, ia tidak menggunakan skema jalur biasa yang khususkan dari daerah 3T,” ujarnya.

Setiap tahun, UGM memang membuka jalur afirmasi ini untuk memperluas keberagaman mahasiswa dari berbagai latar wilayah.

“Tahun ini juga sudah dilakukan, di tahun berikutnya kita harapkan akan lebih banyak dari Papua dan kita harapkan dukungan bantuan Kagama untuk menjembatani,” ujar Rektor.

Dalam kunjungan tersebut, UGM juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemprov dan Pemkab terhadap program pengabdian mahasiswa melalui KKN-PPM.

“Kami mengunjungi lokasi KKN di kampung Bambar, Doyo Lama dan Baru mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat dan ingin KKN dikolaborasi dengan universitas lokal sehingga ada pertukaran pengetahuan dan keterampilan serta menguatkan persaudaraan,” ujarnya.

Pj Gubernur Papua, Agus Fatoni, menyambut baik kontribusi UGM dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan KKN.

“Kehadiran mahasiswa KKN memberikan edukasi dan pengetahuan. Kita bersyukur mahasiswa mengenal Papua dengan terjun langsung bertemu dengan masyarakat sehingga menguasai lagi pemahaman tentang Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fatoni menekankan pentingnya kehadiran langsung untuk memahami Papua secara utuh.

“Jika tidak datang ke Papua maka orang tidak mengenal Papua dengan utuh, kita semua perlu mempublikasikan dan menyebarkan informasi tentang Papua,” tandasnya.

Meskipun Papua telah mendapatkan status otonomi khusus, tantangan pembangunan SDM masih cukup berat, terutama karena kendala geografis dan keterbatasan infrastruktur pendidikan.

Agus mengapresiasi dedikasi UGM dan para tokoh akademisi yang memberi perhatian serius pada pembangunan Papua.

“Ada tokoh secara intens memberikan perhatian ke Papua seperti alm. Bambang Purwoko bahkan ada lembaga khusus menangani Papua sehingga bisa memberikan atensi pemerintah ke Papua. Belum lagi ada tim yang melakukan kajian dampak pembangunan di Papua,” katanya.

Ia berharap pertemuan ini menjadi batu loncatan untuk membangun kerja sama jangka panjang antara UGM dan Papua.

“Banyak hal yang bisa dilakukan dan dikerjasamakan untuk meningkatkan kapasitas dan SDM Papua,” pungkasnya. (Yud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *